BUDAYA FLORES
Pulau ini dihuni oleh berbagai kelompok etnik yang hidup dalam
komunitas-komunitas yang hampir eksklusif sifatnya. Masing-masing etnis
menempati wilayah tertentu lengkap dengan pranata sosial budaya dan
ideologi yang mengikat anggota masyarakatnya secara utuh (Barlow, 1989;
Taum, 1997b). Heterogenitas penduduk Flores terlihat dalam sejarah
asal-usul, suku, bahasa, filsafat dan pandangan dunia. Budaya Flores
yang beraneka ragam juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan. Aneka tarian, lagu daerah, alat musik dan berbagai produk
budaya lainnya merupakan kekayaan Flores yang menuntut warganya untuk
selalu melestarikannya. Upacara-upacara adat yang unik juga dapat
memberikan ciri khas bagi daerah Flores. Apabila potensi-potensi di
bidang budaya ini dikembangkan, akan dapat memajukan dan meningkatkan
perekonomian Flores di masa depan. Pembelajaran, pendalaman,
pengembangan dan pelestarian terhadap budaya-budaya Flores harus mulai
dilakukan sekarang, terutama oleh masyarakat Flores sendiri
Suku bangsa Flores dianggap merupakan percampuran etnis antara Melayu,
Melanesia, dan Portugis. maka interaksi dengan kebudayaan Portugis
terjadi dalam kebudayaan Flores, baik melalui Genetik, Agama, dan
Budaya.
3
MINUM MOKE
Moke adalah minuman khas orang Flores. Ada moke putih dan hitam. Moke
putih adalah nira hasil sadapan dari pohon lontar atau pohon enau. Moke
putih akan manis rasanya bila wadah tampungan bersih. Biasanya bambu
berukuran seruas dicuci bersih dan dikeringkan kemudian digantungkan
pada ujung mayang yang telah dijepit atau dipukul-pukul kemudian
dipotong ujungnya. Akan kelihatan ada cairan bening menetes dari ujung
mayang. Itulah moke putih. Moke putih yang manis dapat dimasak dan
dijadikan gula merah. Sedangkan moke putih yang diminum sebagai teman
makan adalah moke yang ditampung dengan wadah bambu yang tidak bersih
sehingga terjadi peragian. Dan rasa minuman agak pahit. Moke putih
sejenis ini ada yang langsung diminum, tetapi lebih banyak digunakan
untuk dimasak atau disuling dan menghasilkan moke hitam atau arak.
Moke hitam sesungguhnya tidak hitam. Warnanya seperti air putih dan agak
kuning. Ini adalah hasil sulingan dari moke putih. Moke putih disuling
di Kuwu tua (saung penyulingan tuak dalam bahasa Nagekeo).
Orang Flores selalu menikmati moke bila ada pesta. Tidak ada pesta tanpa
tuak/moke. Tuak sudah menyatu dengan pesta. Makan daging tanpa tuak
terasa hambar dan kekurangan. Tuak/moke membuat rasa komplit.
FLORES TIMUR
Berkaitan dengan mata pencaharian masyarakat Flotim/Lamaholot yang utama terlihat dalam ungkapan sebagai berikut:
Ola tugu, here happen, Lua watana, Gere Kiwan, Pau kewa heka ana,
Geleka lewo gewayan, toran murin laran.
Artinya:
Bekerja di ladang, Mengiris tuak, berkerang (mencari siput dilaut),
berkarya di gunung, melayani/memberi hidup keluarga (istri dan
anak-anak) mengabdi kepada pertiwi/tanah air, menerima tamu asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar